Wednesday, May 01, 2019

Trip Travellingku: Kuliah Hukum Lapangan Fakultas Hukum Universitas Janabadra 2019


Hello Jakartaaa!!!


Fakultas Hukum Universitas Janabadra

Long time no see yaa..., and now, I comeback with my short story. Hope, you'll love this.

April telah berlalu tanpa temu juga tanpa kata. Ah, sungguh rindu sekali kepadamu, wahai pembaca setia tulisanku. Tidak terasa, Mei datang begitu saja dengan kecepatan yang luar biasa. Lalu, bagaimana kabar kalian? Baik-baik saja, bukan? Alhamdulillah, progres pemulihan kakiku semakin baik -berkat doa kalian juga, temanteman! Terimakasih yaa :)

Sebulan berlalu tanpa hadir membawa cerita di platform tercinta kita, bukan berarti aku malas menulis ya, tapi sungguh, bulan lalu tengah sibuk-sibuknya dalam masa perkuliahan. Yah, selain aku mulai aktif kembali di beberapa organisasi kesayanganku, tempo hari juga baru selesai melaksanakan "tugas negara" sebagai mahasiwa Fakultas Hukum. Yap, apalagi kalau bukan Kuliah Hukum Lapangan yang ditunggu-tunggu oleh mahasiswa Ilmu Hukum semester empat! 2 SKS yang serasa liburan terselubung. Hahahaha ampun Bapak/Ibu dosenku, tapi beginilah nyata keadaannya yang terjadi di antara kami, para mahasiswa tercinta kalian ini.

Oke, aku mulai saja ya dari awal perjalanan kami. Minggu, 21 April 2019 tepat pukul satu siang semua mahasiswa semester empat sudah berkumpul di parkiran Fakultas Hukum. Satu angkatanku ada empat kelas, jadi pembagian bus juga sesuai kelas masing-masing. Tiga bus pertama semua anggota suda lengkap, tinggal bus keempat nih yang belum lengkap formasinya. Karena apa, teman-teman? Karena hobiku yang sudah mengakar dari kecil tidak bisa kuhilangkan -terlambat!!! Hahahaha jadilah aku jam satu tet baru pesan makan di warung sebelah rumah. setelah selesai makan baru dengan santainya jalan ke kampus tanpa rasa bersalah apalagi merasa berdosa. Hahahaha ampuni aku, kawan-kawanku, telah menghambat jadwal perjalanan kita! Eh, tapi aku tidak terlalu parah kok. Setengah dua sudah sampai kampus. Ada lagi yang lebih parah dari aku, namanya Mbak Cantika. Hahahaha dia jam dua baru sampai Te Ka Pe! Kesal tidak, tuh? Aku sih santai aja hehehehe...

This is my great Team!!! Yeah, I am girl only one!

Dua biyang kerok. Me and Mbak Cantika!

Long short story, karena dari Yogyakarta, awal perjalanan kami lewat jalur selatan a.k.a Jalan Deandles. Tetapi, karena beberapa hal sehingga mengakibatkan wasted time, akhirnya setelah para dosen pembimbing kami dan pihak bus berdiskusi panjang lebar, kita beralih haluan menuju utara. Menerobos gelapnya Daerah Tegal, menembus gelapnya malam demi jalur Pantura (Pantai Utara) yang lebih nyaman.

Dengan keadaan yang sedikit kesal dan dongkol, kami harus rela dan tetap tabah serta meneguhkan hati untuk rela tidur di dalam hotel bandung alias "ban gelundung". Hahaha rasakan tuh, kaki tidak bisa selonjoran, punggung rasanya seperti dilipat-lipat. Ah, tapi tetap tidak apa-apa kok. Demi nilai dan pengalaman esoknya..., dalam hati mah, demi liburan juga huhu.

Karena sepanjang Tol Cikampek macet berjam-jam, target sampai di Hotel Amaris (Mangga Dua Square) menjadi mundur. Yang dijadwal seharusnya sampai pada pukul tujuh pagi, kami baru sampai pukul setengah sepuluh. Itu pun baru bus empat yang sampai pertama kalinya. Hahaha driver terkece memang!

Karena gontok-gontokan waktu agar tetap bisa sesuai schedule, kami sebagai rombongan pertama yang tiba di hotel, hanya diberi waktu satu jam untuk bersiap diri bergegas menuju gedung Mahkamah Konstitusi. Tidak salah, Pak?!!! Satu jam untuk sarapan, mandi, buang air besar, buang air kecil, make up, match-matching baju, nyemir sepatu, nyemir rambut, ngecat tembok kamar, benerin genteng bocor, dan lain-lain masih banyak lagi. Tetapi, dengan kekuatan bulan, akan menghukummu! Loh, malah jadi sailor moon. Bukan itu, bukan. Dengan segenap kecepatan dan kelincahan dari "the power of kepepet time" waktu satu jam pun berjalan sesuai dengan planning para panitia.

Kurang lebih jam sebelas pagi menjelang siang yang sungguh sangat terik, -hingga kulitku yang hitam ini semakin berkilauan hitamnya- kami sampai di gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta Selatan. Hahaha jangan ketawa ya, tempat tujuannya di Jakarta Selatan kok hotelnya di Jakarta Utara. Kami tidak tahu apa-apa, tanyakan saja pada debu Kota Jakarta!

 
Mahkamah Konstitusi




Lobi Mahkamah Konstitusi

Sekitar dua jam, kepuasan kami bermain di gedung pemerintahan yang belum sampai klimaks harus terpentok batasan waktu. Yah, kurang lebih jam satu siang, kami diharuskan naik bus yang sesak itu kembali. Wellheeiy, dan makan siang kita di dalam bus. Nice! Benar-benar menghemat waktu. tidak lama, karena memang tidak terlalu jauh, kami tiba di gedung Komisi Yudisial atau lebih sering disebut dengan KY.

Karena badan yang sudah teramat lelah dan wajah yang tak lagi terbentuk. Make up luntur, wajah kusam, kulit terpapar sinar matahari, sungguh Ibukota panasnya luar binasa. Membuatku yang biasanya penuh ekspresi dan eksplorasi, menjadi enggan melakukan apa-apa. Bahkan termasuk mengambil gambar diri semata. Kurasa, tidak hanya aku, tetapi beberapa teman-temanku juga begitu.
Jadi, di KY, aku tidak mengambil gambar satupun dan apapun sampai acara di KY selesai sekitar pukul lima sore.

Sepulang dari trip yang seru-seru menggemaskan itu, aku -dan mungkin beberapa kawan juga sama-, langsung "kelekaran" di kamar hotel.  

Kira-kira pukul tujuh malam, aku bangun dari mimpi singkatku di waktu yang cukup sumerup. Senja di tengah kota kulewati begitu saja. Tapi tidak apa-apa, aku tetap bahagia dong pun! Bangun tidur, langsung makan dan bergegas mandi. On the way dandan yang cantik, sambil menunggu jemputan partnerku yang pernah mendaki bersamaku di Gunung Sumbing (Baca: Trip Travelingku : Gunung Sumbing dan Kenangan Rindu) juga partnerku berwisata ke Candi Prambanan (Baca: Trip Travelingku : Prambanan Ceria)

Oke, sesuai rencana tentang liburan terselubung, jam delapan kurang, parterku (Diki) sudah menunggu di lobi hotel. Aku dengan segenap hati sudah siap berkeliling kota metropolitan ini. Hellooo Jakartaaa!!!

First place yang disinggahi adalah Lapangan Banteng. Niatan pengen lihat air mancur yang bergoyang, eh karena hari kerja sepi pengunjung, jadi air mancurnya tidak dinyalakan. Sedih deh huhu.... Di Lapangan Banteng kita ketemuan sama Reza dan Elsa. Sepasang Pendaki yang kukenal karena Gunung Merbabu. Eaaaa ketemuan deh kami di sini.

Lapangan Banteng yang sepi sesepi hatiku saat ini

Diki and me

Elsa and me

Lanjut, aku diajak ke ikon Jakarta, apalagi jika bukan Monas! Menara Monumen Nasional yang menjadi ikon negara. Tapi berhubung malam, sudah lewat jadi dari jam berkunjung, jadi cuma bisa foto dari luar pagar aja. Lagi-lagi begini.






Ke Monas cuma numpang lewat foto saja. Setelah itu rencana mau hunting foto ke Fatahillah. Tetapi kembali lagi kosong! Iya..., masa baru sampai sana, baru minum es degan sepulu ribuan, baru ngeluarin kamera, sirine di Kota Tua udah bunyi kencang banget. Sirine tanda waktu habis jam berkunjung. Sampai-sampai tetap maksa buat ngambil foto, kami diusir sama petugasnya. Pun fotonya terburu-buru, jadi hasilnya naudzubillah... sad :(

Aku dengan hati gegap gempita dengan Fatahillah yang gelap gulita

Yasudah, sudah pertanda memang aku tidak boleh eksplor banyak-banyak soal kota metropolis ini. Akhirnya malam pertamaku dengan Ibukota harus berakhir dengan nongkrong cantik di kedai kopi. Setelah sampai sana, Diki memanggil Mas Didi dan Angga. Jadilah lengkap formasi kami ini.

Angga - Me - Elsa - Reza - Diki - Didi

Ketika kembali bertemu dengan pacar sehariku di Sumbing

Then, on the next day..., hari kedua sesuai itinerary kami diwajibkan bangun pagi, meskipun sebelumnya aku baru tidur 2 jam. iya, jam 3 malam baru balik dan jam 5 sudah harus bangun. Sesuai jadwal, kami sarapan pukul 7 pagi, jam 8 langsung on the way menuju Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi atau lebih sering disebut KPK. Di sini biasa aja, cuma workshop semacam seminar gitu. dan maaf malah kebanyakan kami ngantuk dan tertidur. Tapi tetap paham dong sama materinya. Lha wong kami ini minta soft file-nya juga hahaha....
Gedung KPK
Sekitar pukul satu siang workshop selesai, tanpa alasan ini itu, kami langsung makan siang dari catering yang sudah dibagikan sebelum kembali ke bus. Tetep dong, makan siangnya dalem bus. Biar apa? biar nggak wasting time katanya. Itu sih antara wasting time sama nggak keburu waktu beda tipis-tipis. Well, okay no problem, tetap kami lanjut!

Tidak terlalu jauh, hanya butuh waktu beberapa menit, kami sudah sampai di gedung PPATK (Pusat Pelaporan dan Analis Transaksi Keuangan. Langsung deh tuh, sampai sana kami disuruh apel. Diberi tahu SOP nya seperti apa, karena memang di sini peraturannya ketat banget. Bisa-bisa, almamater kami kena blacklist kalau salah satu atau dua dari kami ketahuan melanggar SOP yang sudah diterapkan. Jadi, kami tidak boleh membawa ponsel, kamera digital atau elektronik apapun ketika memasuki Gedung, kecuali sepotong kertas atau notebook buat catatan seminar nanti. Haduh ribet sekali memang, tapi mau bagaimana lagi, peraturan tetap peraturan. Meskipun kami banyak mengeluh, tapi tetap enjoy dong yaaay!!!


Gedung PPATK
Waktu menunjukkan pukul lima sore. Tidak ada hal apapun yang kutangkap selama seminar. Cause because, i'm tired so much and I slept on there. Hahaha maafkan daku. Selepas dari PPATK, kami langsung menuju NET Mediatama, buat nonton acara Talk Show. Tapi aku dong, bebas lepas tanpa beban, bukannya ikut rombonga, , tapi melipir sama temen dari Binus (Bina Nuswastara) nongkrong di Mall sesukanya sampai jam 9 malam baru balik. Dan ketika sampai di Net, pas banget busnya sudah siap langsung otewe pulang. Ngengg ngengg ngengggg... Jogja, kami kembali!!!

Oke, sekian sudah cerita trip menjengkelkan ini ya..., seru seru lucu. Seneng bisa sekalian ketemu teman lama.

Salam Literasi, Salam Prestasi!
Follow me on account:
Instagram : @ayunda_een
Twitter : @ayunda_een
Watpadd : @ayunda_een
Youtube : Ayunda Nurudin

No comments:

Post a Comment

What is The Police Institution's Role, If Every Case Needs to go Viral First Before Take The Action?

Recently, many social media platforms posted criminal cases. Whether it is murder, sexual harassment, robbery, corruption, abuse of authorit...